Search This Blog

5.7.10

Negara Yang Semakin Membabi Buta

Kita tentu masih ingat kapal mavi marmara yang bermisi suci memberikan bantuan kemanusiaan internasional ke Gaza Palestina, di serang oleh kapal Israel, banyak yang luka adapula yang meniggal betapa tidak berperikemanusiaanya Israel. Ada salah satu relawan yg jg menjadi korban kekejaman Israel bersedia bercerita tentang kejadian di perairan Internasional itu. Namanya Dr Arif rahman salah satu relawan yang berbendera Mer-C. Inilah cerita beliau ketika diwawancarai salah satu media informasi indonesia

"selepas salat subuh, suasana karut marut di kapal Mavi Marmara itu pecah. Militer Israel dengan kasar memukul mundur para relawan yang tengah berusaha menyelamatkan diri. Kapal bermisi suci memberikan bantuan kemanusiaan internasional ke Gaza, Palestina, itu pun bersimbah darah.

Korban terus berjatuhan. Salah satu relawan menjadi korban terkena luka tembak senapan militer Israel, tepat di tengah pelipisnya. Temannya yang memangku dan memegang kepala korban berbisik, "Dokter, saya memegang otak dia. Saya merasakan itu," bisik teman relawan itu kepada dr Arif Rahman, sambil melihatkan darah mengalir deras di tangannya.

Tapi takdir berkata lain. Nyawa relawan itu tidak tertolong. Kapal Mavi Marmara menjadi tempat menghembuskan nafas terakhir korban. Teman korban pun menangis meraung histeris tak henti-hentinya.

Sebenarnya sejak sehari sebelum tragedi itu terjadi, para relawan sudah mengindikasikan hal terburuk. Saat matahari masih bersinar, konvoi kapal bantuan masih terlihat jelas. Namun terlihat titik-titik hijau berupa lampu, ketika malam datang di tengah heningnya perairan internasional. Kapten kapal pun telah mendeteksi adanya radar kapal yang bukan dari bagian rombangan.

Sayangnya, bantuan yang diangkut oleh kapal raksasa tersebut sampai saat ini entah berada di mana. "Saya menilainya bukan sebagai kegagalan. Tapi sesuatu hal yang tertunda," tegasnya, sambil menambahkan tim Mer-C akan kembali bertolak ke Gaza.

No comments: