Mereka mentaat dalam hati yang hangat.
Mereka menyelami lautan karuniaNYA dengan kejernihan tahmid, kebeningan syukur, dan kemurniaan pengabdian.
Mereka mengarungi titis-titis musibah dengan percik-percik sabar, kelembutan qana’ah, dan harmoni tawakkal.
Bukanlah kehidupan ini rasanya hanya nikmat dan mushibah?
Bukankah iman itu memang setengahnya adalah syukur dan separonya adalah sabar?
Bukankah dua-duanya menjadi terasa nikmat?
No comments:
Post a Comment